Gereja Merah Melaka










Jujur saja, terlalu banyak berlibur itu membingungkan. Yah, kadang kehilangan semangat karena sudah bosan jalan. Tapi itu pernyataan yang sangat egois dan sempit sekali. Ini adalah pernyataan pelancong amatir. Arti liburan saja aku tidak tahu pasti apa artinya. Libur seharusnya adalah sesuatu yang menyenangkan. tetapi kalau salah mengelola waktu, hanya lelah saja yang hinggap. Jadi karena tujuan berlibur kali ini adalah ke tempat wisata, (maksud saya, kadang saya sudah bisa merasa berlibur di pasar, atau di perkampungan yang sepi dan tenang) maka saya membuat jadwal yang santai, tidak mau dikejar-kejar oleh waktu. Yang pasti bangun pagi, lalu yoga di samping kolam renang di hotel, kebetulan saya sepakat dengan teman saya yang juga ingin berenang di hotel karena, berlibur itu melelahkan, kami butuh tempat untuk bersantai sebelum dan sesudah melakukan perjalanan liburan. Kira-kira satu jam lebih kami berada di area kolam renang hotel, kami memutuskan untuk turun ke kamar dan mandi. Setelah selesai mandi dan siap berangkat, kami masih menyelesaikan kopi yang kami buat tadi sebelum berenang sambal menunggu teman lainnya dating menghampiri. Setelah semua siap, kami baru memutuskan untuk berjalan kaki ke area gereja Merah. Karena teman-teman saya adalah teman-teman yang mandiri dan sudah terbiasa berjalan kaki, mereka semua menyerahkan keputusan di tangan saya, mau ke mana dulu. Kami semua sama-sama belum pernah ke Melaka sebelumnya, jadi kami sepakat untuk tidak saling sok tahu dan tidak akan saling menyalahkan jika kesasar. Kenapa kesasar? karena koneksi internet sudah mau habis. hahaha dan kami sepakat tidak perlu focus pada GPS lagi, hanya menikmati jalanan yang menarik di area Jonker street. Oya, kami juga sudah menyediakan air mineral dalam botol kami masing-masing supaya tidak banyak jajan atau beli minuman botol plastik. Karena sudah hamper siang, kami sepakat jalan-jalan sambal mencari warung makan atau restoran yang menurut kami menarik. Ada teman yang ingin makan ini, ada teman yang ingin makan itu. Bukan masalah. Kami sudah menyepakatinya dari awal. Teman yang ingin makan yang tidak halal harus tetap bisa makan makanan favoritnya itu. Dan ketika teman tersebut dengan rasa segan mengatakan, "ah, tidak apa-apa, saya bisa makan denganmu, makanan halal." setelah ia tahu saya dan sealah satu teman yang lain tidak bisa makan makanan tidak halal. tentu saja kami serentak mengelak. Tadi dia cerita ingin sekali memakan makanan itu tetapi karena kami tidak bisa, ia lalu pura-pura tidak apa-apa. Justru ini akan membuat kami tidak nyaman. Akhirnya kami memutuskan untuk mengantarnya lebih dahulu ke restoran yang menjual menu favotirnya itu, kemudian kami mengatakan padanya, sekitar satu jam lagi, saya akan mengabarinya untuk bertemu di area itu. Dan yaaa, kami smeua sama-sama kenyang dan bahagia makan makanan favorit kami masing-masing.Tidak perlu selalu duduk Bersama untuk urusan makan, yang penting setelah makan kami kembali berjalan bersama. 

Komentar