Apa alasan liburan?

Aku tidak tahu, apakah liburan bagiku menjadi suatu keharusan atau tidak. Yang jelas jika libur kerja, entah kenapa selalu ingin melakukan perjalanan, dan tentu saja perjalanan yang jauh. Aku mencoba bertanya kepada diriku sendiri, apa pentingnya liburan bagiku? Setelah liburan, memang aku akan tahu sedikit tentang tempat yang aku kunjungi. Dan tentu saja bisa mencapai ratusan gambar yang aku tangkap di telepon pintar ini. Tetapi setelah itu aku berpikir, jangan-jangan aku liburan hanya untuk posting atau pamer foto kepada teman-temanku, jangan-jangan iya. Picik bukan? Eh tapi tunggu dulu, aku kadang suka mencatat perjalananku, mengumpulkan tiket kereta api atau bus dan mencatatnya di caption atau buku harian tentang bagaimana aku bisa ke tujuanku dengan kendaraan atau transportasi umum. Supaya jika aku akan mengulanginya aku tinggal membuka catatan saja atau ada yang ingin melakukan perjalanan yang sama tinggal membagikan pengalamanku. Tapi apakah cuma itu manfaat liburan bagiku? Maksudku, setelah liburan aku tidak merasa ada yang berubah dari diriku, tidak ada yang kemudian bisa aku banggakan kepada keluargaku, temanku, sahabatku, bahkan kadang mereka tidak berminat untuk berlibur sepertiku. Baiklah, selama aku belum menemukan alasan mengapa harus liburan aku akan mencoba mencari manfaat liburanku, dengan memosting foto dan memberikan cerita dari foto tersebut. Siapa tau kelak akan ada manfaatnya. Sembari aku belajar menulis. Dan foto-foto yang aku posting bukan hanya sebagai media 'umuk' tapi ada manfaat bagiku setidaknya sebagai pengingat. Aku mencoba mengurangi beberapa pemakaian media sosial, salah satunya supaya aku fokus dalam menulis, dan tentu saja membaca komentar teman-teman yang beraneka ragam dan tujuan. Satu hal yang aku sadari ketika di sebuah perjalanan aku bertemu dengan seorang perempuan yang cukup memberikan pengaruh baik padaku, ya perempuan Cina itu begitu peduli padaku dan memberiku banyak nasihat, serta contoh. Salah satunya dia mempertanyakan kenapa aku masih menggunakan media sosial hanya untuk upload foto. Jujur, semenjak itu aku mulai bertanya pada diriku dan tiba-tiba aku tidak menemukan jawaban, dan sambil menunggu mendapatkan jawaban, aku diam-diam menonaktifkan beberapa media sosialku. Aneh rasanya, pengaruh perempuan itu sangat besar meskipun kami tidak saling kenal sebelumnya. Diam-diam aku mengaguminya. Perempuan yang... ah sudahlah, nanti aku akan ceritakan tentang perempuan Cina yang kuidolakan itu.

Komentar

Postingan Populer