Aku ingat betul ketika itu, bulan Ramadan setelah saur, tiga orang lelaki teman sekelasku dulu di kelas Bahasa dan Sastra Indonesia dengan tidak sopan tidak tahu waktu, datang ke rumahku dan mengajakku pergi untuk menjemput matajari terbit di sebuah puncak. Aku tidak ingat ketika itu sedang puasa atau tidak, tetapi sepertinya tidak puasa, karena kalau puasa aku tidak ingin pergi ke tempat sejauh ini hanya untuk berkelana bersama ketiga temanku. Yah, anggap saja aku sedang datang bulan, jadi aku tidak puasa dan mau mengikuti ide gila mereka. Ketika itu, salah satu sahabat lelaki ingin pergi bersama dengan alasan karena setelah itu ia akan kembali ke ibukota dan menikah. semacam pamitan lajang. 
Aku sengaja mengenakan jaket yang begitu tebal karena aku pergi di pagi buta. Aku ingat kami sempat mencari warung untuk membeli air, karena akan Subuh dan salah satu teman ingin menuntaskan saurnya. Kami juga sempat berhenti untuk sejenak ke masjid, Yaaa, aku ingat sekarang, aku menunggu di depan masjid dengan salah satu sahabat Nasrani yang juga ikut perjalanan aneh itu. 
aku tidak tahu hingga hari ini, kami tidak pernah pergi lagi berempat. Entah suatu saat nanti, atau barangkali itu memang benar-benar pamitan, karena setelah mereka memiliki anak bini, mereka tidak akan punya waktu untuk teman kuliah semacam aku.

Komentar

Postingan Populer